#1 RERASA Golden Geisha - Wagyu Ramen Tamtam Soup
Sabtu kemarin aku sama teman-teman berkesempatan
untuk mencoba ramen di salah satu kedai ramen yang cukup terkenal di Jogja.
Nama kedainya Golden Geisha, beroperasi sekitar tahun 2021 silam. Kedai ramen
ini ramai diperbincangkan oleh khalayak luas. Katanya nih karena rasanya yang
otentik kayak ramen di Jepang, katanya loh ya. So, aku sebagai orang
yang lumayan suka berkuliner dan nyobain hal baru, merasa terpanggil untuk
mencoba salah satu varian ramennya.
Masih bertempat di area Sleman yang gak
jauh dari pusat kota, yakni di Jogja City Mall (JCM), kedainya tidak pernah
sepi pengunjung dan selalu ada waiting list di setiap jam bukanya. Jam
buka dibagi menjadi 2 sesi tiap harinya, yakni makan siang(11.00-15.00) dan
makan malam(17.00-21.00). Nah, part yang agak menyebalkan dari ini
adalah jam tunggunya. Karena kemarin aku dateng sekitar jam 12 siang lebih
dikit, aku kedapetan waiting list sekitar 50 menit nyampe satu jam gitu.
Lama banget, bisa ditinggal buat kuliah 1 sks. Kami dikasi tau jam waiting
list tuh pas kami nulis nama, nomor watsap sama jumlah orang yang bakal mam
di situ sama pegawainya. Pegawainya baik plus ramah banget aseli. Oiya,
ditanyain juga, mau take away atau dine in.
Sebenernya bisa kok reservasi biar gak waiting
list, tapi harus jadi member VVIP dulu dan minimal reservasi 2 hari
sebelumnya kalau ga salah. Ntar member VVIP ruangannya terpisah sama pembeli
biasa. Lebih jelasnya tentang member VVIP bisa cek sendiri informasinya di akun
media sosial Golden Geisha. Maaf kalau kurang membantu di hal ini, karena aku
sendiri juga bukan member VVIP cah, wkwk.
Tapi kita bisa ambil sisi positifnya loh,
bre. Dengan kita nunggu waiting list, kita bisa keliling mall dulu, ke
KKV kek, Miniso, atau kemana ajalah terserah kelean, soalnya ntar pas dah mau
waktunya mam, bakal ada chat dari pihak kedai untuk masuk ke kedai dan buat
pesanan. Kalo dah di-chat, jangan meleng, cepetan balik ke kedainya, karena
cuma dikasih waktu tunggu 10 menit setelah pesan terkirim kalau ga salah. Entah
konsekuensinya apa kalau gak balik, kurang tau juga.
Pas udah balik ke kedainya, kami mulai pesen
apa aja yang mau dibeli. Kami beli yang varian Wagyu Ramen Tamtam Soup, harganya
50 ribu. Karena itu belum harga additional topping nitamago (golden
egg), jadi kalau mau nitamago nambahnya 7 ribu. Habis pesen, kami langsung diarahin
untuk duduk ke tempat yang sesuai sama jumlah orang yang mam. Lalu kami diberi
kertas untuk alas meja.
Kami menunggu ada sekitar 5 menit sampai ramennya dateng. Ramen datang dengan alas nampan. Isinya ada gelas ocha, wadah kecil buat ambil additional topping gratis (jagung, daun bawang, bubuk cabe, dll), sumpit, tisu, sendok, sama garpu. BTW, ochanya gratis ya gais, setiap beli ramen itu dah include pembelian ocha hot atau cold free refill.
Rupa kertas untuk alas mejanya
Nah, mulailah ku isi wadah additional topping.
Jagung, daun bawang, jeruk nipis, bubuk cabe, bawang putih, cabe rawit, sama
acar lobak warna pink (kalau ga salah). Yang nggak ku ambil cuma lada(?) sama
kecap asin aja, wkwk. Oke, saatnya buat eksekusi hidangan.
Kuahnya beb, gimana ya deskripsiinnya. Creamy
iya, tapi light gitu loh, ngga yang micin banget kayak ramen yang
beberapa kali aku coba sebelumnya. Aseli, ga bikin sakit di kerongkongan.
Daging wagyunya enak, smokey tapi gak gosong. Kalau ga salah tuh tingkat
kematangan medium rare, soalnya masih fresh gitu dilihat. Apa
karena emang dagingnya fresh, ya? Entah. Rasa wagyunya gak asing. Persis
kayak sei sapi. Jamurnya juga enak, kenyal dan ukurannya lumayan besar.
Ukuran mi ramennya kecil dan gak terlalu
lentur. Pas kalau menurutku. Nitamagonya juga enak, creamy, ngga keras
bagian luarnya. Overall kalau buat rasanya enak sih, gak sia-sia buat
ikut waiting list yang lumayan lama. Untuk percampuran additional
topping yang tadi aku ambil. Ada beberapa yang kurang cocok kalau dipakai
buat ramen menurutku. Acar lobak dan cabe rawit, sorry to say, tapi
kalian big no kalau buat masuk ke mangkok ramenku. Maaf yah.
Oiya, untuk ocha kehadirannya sangat sopan.
Melibas segala sisa-sisa yang ada di mulut, membuat diriku ini siap dan tidak
kaget untuk menyambut suapan selanjutnya. Minusnya, mungkin karena aku ambil
yang dingin, jadi rasanya agak hambar. Atau mungkin memang ocha rasanya
sehambar itu kali, ya. Soalnya sebelum-sebelumnya aku nyoba ocha rasanya juga gitu,
terkesan hambar.
Untuk ambience-nya menurutku masih
bisa dinikmati dengan santai. Pegawai yang lalu lalang dan padatnya orang
membuatnya ramai, tapi ngga berisik yang bikin telinga sakit. Interiornya
didesain very demure, ala-ala desa di Jepang, di samping itu diputar
juga musik kekaisaran Jepang(?) atau apa itu, bikin suasana jadi lebih nJepang
banget.
Sesudah perut penuh dengan kebahagiaan,
kami bersiap-siap untuk pulang. Di akhir langkah kaki kita pulang, sebelum
membuka pintu keluar, ada pegawai yang mengucapkan “arigatou gozaimasu”
pada kami. Aduh, nJepang banget gais.
Jadi, cerita di atas yang kalian baca itu
adalah review dan pengalamanku dalam merasakan ramen Golden Geisha,
tentunya sesuai dengan perspektif lidahku. Mungkin di lidahku rasanya begini,
tapi di lidah kalian berbeda, wajar saja, bukan? Silakan coba sendiri, apakah
pengalaman kalian akan sama dengan sepertiku? Salam.
0 Response to "#1 RERASA Golden Geisha - Wagyu Ramen Tamtam Soup"
Posting Komentar